Kamis....
aku masih diam seperti "anak bawang" dalam sebuah permainan. mungkin wujudku kadang transparan hingga banyak orang di tempat ini yang tidak melihat aku. "memang selalu seperti ini jika menjadi orang baru", batinku dalam hati.
di sini, aku mempunyai meja sendiri (benar-benar sendiri) dengan satu komputer (yang kupakai sekarang ini) dan tumpukan kertas yang aku sendiri tak pernah tahu harus kuapakan kertas-kertas ini. di sebelah ruanganku, ada tiga orang dengan meja dan pekerjaannya masing-masing. mereka telah terbiasa dengan tempat ini, dengan kesepian yang tak pernah terpecahkan. benar-benar pecinta pekerjaan. tak pernah berbincang dengan topik lain, selain mengenai pekerjaan. tapi setidaknya mereka tidak tersekat seperti aku. mereka bertiga tergabung dalam satu atmosfer, tanpa lemari dokumen (yang pada akhirnya kadang membuatku nyaman) atau pembatas lain.
suara keras Mr. G mengagetkan aku. ya, memang selalu begitu. setiap perkataan yang keluar dari bibirnya memang tak pernah terduga. selalu banyak kejutan dari "tuan mister" satu itu. bercerita tentang dia, dalam hati aku selalu berdoa agar aku tak pernah bersinggungan langsung dengan "tuan mister". entahlah, aku tak mau. tak beralasan. sudahlah, tak perlu diperpanjang lagi pembicaraan tentang dia. sebab sebenarnya aku sendiri tak begitu mengenal si "tuan mister". perkataannya pun aku tak sepenuhnya mengerti. malah mungkin tak satu pun yang aku mengerti.
***
14.00
aku mulai menghitung bonus calculation yang biasa kita sebut dengan THR. maklumlah, ini perusahaan asing. maka setiap istilah terasa tidak akrab di telinga. dan akhirnya, hari ini aku tak berwujud menjadi orang yang transparan lagi (hanya untuk waktu satu jam tiga puluh menit).
dan kawan, tolong biarkan aku mengerjakan tugasku dulu. aku tak ingin menjadi orang yang transparan lagi. karena aku ingin bisa. aku ingin melebihi "guruku". hingga aku tak perlu lagi mengganggap diriku transparan dan tak terlihat.
11 Agt 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar