14 Mar 2012

Karsono Hadi Saputra

INI MALAM

ini malam
rinduku menggantikan kehadiranku
mengajakmu menatap hitamnya langit
dan menjejaki sepi
ini malam
kuharap bayangmu datang
menemaniku menghitung sepi
dan menunggu datangnya matahari


RINDUKU KUSUT MASAI

rinduku kusut masai
terlempar dari beranda rumahmu
kau bilang tak memerlukannya lagi
aneh!
bukankah kau mengundangnya sepekan lalu



RINDU TAK BERTEGUR SAPA

lama rindu kita tak bertegur sapa
padahal tak ada sengketa
atau, mungkin sejenak perlu jeda
maka biarkan apa adanya
karena cuma matahari yang bisa memaksa
: rindu berpagut, atau
rindu terburai


RINDUKU DAN BAYANGMU

kusimpan rindu dan bayangmu di tas punggung, dan kubawa ke mana pun aku pergi, agar dapat kucumbu kapan pun aku mau


RINDU BERSIMPANG JALAN

aku setuju rindu ini cuma milik kita
tetapi rindu yang kemarin kukirim, pulang dengan tangan hampa
adakah kau sengaja tak mengirim pesan, atau
rindu kita bersimpang jalan



RINDUKU TERSURUK

rinduku menyibak malam
menabrak pintu rumahmu
terpelanting, dan rebah
rinduku tersuruk di rumpun ilalang kering, tercabik2
dan, selamat jalan
mudah2an mimpimu lebih indah



KUTUANG RINDU

kutuang rindu di cawan cintamu
agar kau selalu bisa berkaca
bahwa aku tetap menantimu
di batas waktu yang kita sepakati
berdua


KUTIMANG RINDU

kutimang rindu di reruntuhan asa
saat kau tolak anyelir di penghujung senja
ini rindu, mesti kutelan dalam
supaya tak menggelayuti atau melibatku
sebab, malam masih panjang
dan aku harus kembali menghitung bintang
 
 
 
RINDUKU
 
rinduku membakar langit mencolok bintang
tapi tak jua menyentuh langit2 hatimu
dan,
kupendam rinduku dalam2
sampai pintumu tebuka untuk salamku
 
 
PURWAWACANA-RINDU MENYIBAK MALAM
 
malam menjemput sepi
sepi menjemput rindu
dan rindu itu
menggairahkan sekaligus membosankan
mengasyikkan sekaligus menyebalkan
kebahagiaan sekaligus penderitaan
pemuliaan sekaligus perbudakan
maka

1 komentar:

Sepenuhnya mengatakan...

Puisi-puisi ini dari buku yang mana ya?